Apa mindset yang menjadi dasar bagi seorang penguji perangkat lunak yang efektif dan efisien? Dan apa saja karakteristik mindset pengujian yang agile? Mari kita temukan bersama.
Di antara banyak faktor yang terlibat dalam pengujian yang sukses, psikologi pengujian memiliki tempat penting karena dapat mempengaruhi cara kita mendekati pengujian, tanpa kita sadari bahwa kita membuat penilaian nilai tertentu. Sebagai contoh, telah diketahui bahwa pengembang kurang efektif dalam menguji kode mereka sendiri (atau bahkan kode rekan mereka) dibandingkan dengan penguji khusus. Ada beberapa alasan mengapa ini bisa terjadi:
Sulit untuk menemukan kesalahan pada sesuatu yang dibuat sendiri. Mungkin sulit untuk memikirkan apa yang bisa salah ketika kita fokus pada apa yang seharusnya dilakukan oleh sistem. Secara umum, pengembang cenderung memiliki pola pikir yang berorientasi pada solusi, sedangkan penguji perlu berorientasi pada masalah, yaitu mencari 'bagaimana merusak' sesuatu daripada 'bagaimana membangun' sesuatu. Penguji biasanya tidak perlu mengetahui secara mendalam bagaimana sistem yang diuji bekerja. Sebaliknya, mereka perlu berperan sebagai pengguna akhir dan memikirkan kemungkinan skenario dari sudut pandang pengguna. Dalam hal ini, pengetahuan pengembang tentang cara kerja sistem dapat menghalangi mereka melihat skenario alternatif yang dapat menyebabkan perilaku yang tidak diharapkan. Ini berarti, untuk menjadi penguji yang efektif, Anda perlu fokus pada bagaimana merusak perangkat lunak. Dalam beberapa kasus, niat Anda harus membuktikan bahwa 'ini tidak berfungsi', namun pendekatan itu saja mungkin tidak cukup untuk mencapai kesuksesan.
Menyampaikan Temuan
Pada saat yang sama, Anda memerlukan keterampilan khusus untuk dapat mengomunikasikan masalah yang Anda temukan. Hanya menjadi 'penjahat' yang merusak segalanya tidak efisien dalam jangka panjang. Ingatlah bahwa pengembang memiliki keterikatan emosional terhadap pekerjaan mereka, jadi wajar jika mereka sensitif terhadap kritik yang disampaikan dengan itikad baik. Di sinilah beberapa keterampilan yang dijelaskan dalam posting kami tentang Komunikasi Konstruktif dapat berguna untuk digunakan. Beberapa poin utama adalah sebagai berikut:
Menggunakan nada yang konstruktif dan ramah akan lebih mudah dan alami ketika Anda menyadari tujuan bersama yang sedang diupayakan oleh penguji dan pengembang. Faktanya, alasan mengapa pengembang mungkin merasa tersinggung oleh kritik terhadap kode mereka adalah karena mereka berusaha mencapai kualitas sebelum mencapai tahap pengujian, yang juga merupakan tujuan Anda. Dalam lingkungan yang bersahabat, pengembang bisa merasa bersyukur atas kesempatan untuk belajar dari kesalahan mereka sendiri dan menerima umpan balik Anda. Mereka akan menghormati penguji yang bekerja dengan mereka, yang akan membantu mereka belajar bagaimana berperan sebagai penguji jika diperlukan dan memperluas pengalaman mereka. Inilah cara tim yang sejati terbentuk.
Mindset Pengujian Agile
Tugas seorang penguji perangkat lunak bukan hanya menemukan bug, tetapi juga mencegahnya. Ini termasuk analisis persyaratan, optimalisasi proses, dan penerapan pendekatan pengujian berkelanjutan. Dalam hal ini, mindset seorang penguji berarti peduli terhadap kualitas di setiap tahap siklus pengembangan perangkat lunak. Dalam pengembangan agile, kualitas menjadi tanggung jawab seluruh tim, sehingga fokus utama pengujian agile bergeser pada inisiatif dan kontrol terhadap aktivitas yang mencegah cacat.
Kesimpulan
Untuk menjadi penguji yang sukses, Anda perlu kritis terhadap perangkat lunak dan ramah kepada pengembang. Dengan kata lain, seorang penguji perangkat lunak yang sejati tahu tidak hanya bagaimana merusak perangkat lunak, tetapi juga bagaimana membangun hubungan yang ramah dan produktif serta menyusun proses yang mencegah terjadinya cacat.